Kim Jeffry Kurniawan, Rahmat Hidayat dan David Laly |
Anak pertama dari dua bersaudara ini, sebelum bergabung dengan Maung Bandung sekarang, sempat dibidik oleh pelatih Djadjang Nurdjaman pada musim 2015. Namun, karena berbagai kendala akhirnya Rahmad pun memilih Persipasi Bandung Raya (PBR) dan baru dapat dibawa oleh Dejan Antonic ke PERSIB saat ini.
Bagaimana perjuangan putra sulung Fahrizal dan Hawa ini meraih prestasi tersebut, berikut petikan wawancara di Lapangan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Jumat (29/1/2016).
Bagaimana mengawali karier sepakbola?
Pertama masuk SSB Putra Muda di Medan. Dari sana saya ke Akademi Medan United, kemudian saya gabung ke Pro Duta di Yogyakarta kemudian Pro Duta Medan. Saya cukup lama di Pro Duta dari tahun 2011-2014. Sempat main di Medan Chiefs tahun 2011 sebelum ke Pro Duta.
Setelah itu baru ke PBR (Persipasi Bandung Raya sekarang Madura United) musim 2015, dan musim ini bersama PERSIB. Kalau timnas, di Tim Nasional U-21 dan Tim Nasional U-15.
Bagaimana dukungan keluarga untuk karier?
Keluarga saya tidak ada yang bermain bola, tapi mereka suka sepakbola. Ayah suka memberi saya motivasi untuk terus berlatih. Saya punya saudara adik tapi cewek, dan keluarga tidak ada yang main bola.
Saya sering diajak lari pagi setelah salat subuh sebelum berangkat sekolah. Pulang sekolah langsung latihan, dan lari lumayan jauh. Itu harus setiap hari. Ayah saya kasih motivasi bagus. Harus lari setiap hari. Saya merasa capek sih, tapi saya suka dan hobi sepakbola. Jadi saya lupakan capek itu.
Cita-cita sejak kecil, sebenarnya ingin jadi apa?
Saya sejak kecil bercita-cita jadi pesepakbola, karena saya kurang pintar di sekolah. Saya mencoba fokus salah satu bidang, saya pilih sepakbola dan mendalaminya. Orang tua juga mendukung. Saya senang sepakbola sejak kecil, lingkungan di rumah juga kental sepakbola.
Sekarang di PERSIB, saya tidak menjadikan beban di usia muda, tapi motivasi. Dulu memang sudah punya tekad masuk tim besar dan saya bersyukur tercapai. Tapi, kalau pengganti Makan Konate, saya merasa berat sekali. Dia pemain bagus, tapi bisa jadi motivasi.
Siapa pemain idola di Indonesia dan luar negeri?
Firman Utina dan Mesut Ozil. Ia pemain bagus punya tendangan dan sosok yang bagus. Suka saya gaya bermain mereka. Mereka main simpel. Firman Utina juga top sepakbola Indonesia.
Momen paling dikenang?
Main bareng Inter Milan saat Timnas U-21. Itu tahun 2012 kalau tidak salah. Saya main pengganti, tapi itu pengalaman pertama yang saya suka.
Lama bersama pelatih Dejan Antonic, seperti apa sosoknya?
Ia pelatih bagus, ia suka pemain muda, motivasi bagus dan percaya kepada pemain. Di Pro Duta sama pelatih asing dari Bulgaria, trus Dejan masuk di Pro Duta (ganti pelatih Bulgaria) juara IPL (Play off IPL Pro Duta vs Persipar 2012-2013)
Ada harapan di PERSIB?
PERSIB tim juara, tim besar. Penonton luar biasa jadi aku harus kasih yang terbaik untuk bobotoh PERSIB, dan kepercayaan Dejan itu terpenting. ***
0 komentar