PERSIB BANDUNG
Persib Bandung | |
---|---|
Julukan | Maung Bandung |
Pangeran Biru | |
Didirikan | 14-Mar-33 |
Stadion | Stadion Si Jalak Harupat |
Soreang, Bandung, Indonesia | |
(Kapasitas: 40.000) | |
Direktur Jendral | Glenn Sagita |
Pelatih | Drago Mamic |
Liga | Indonesian Premier League |
2010-11 | Peringkat 7 |
Kelompok suporter | Bobotoh dan Viking |
PERSIB BANDUNG
Persib Bandung, atau sering disingkat menjadi Persib (Persatuan Sepak Bola
Indonesia Bandung) adalah salah satu tim sepak bola
Indonesia.
Catatan prestasi tim ini relatif stabil di papan atas sepak bola Indonesia,
sejak era Perserikatan sampai ke Liga
Indonesia masa kini.
Sejarah
Sebelum bernama Persib Bandung, di Kota Bandung
berdiri Bandoeng
Inlandsche Voetbal Bond (BIVB) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan
salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu. Tercatat
sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang
kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika,
yakni R. Atot. Atot pulalah yang tercatat sebagai Komisaris Daerah Jawa Barat
yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega di
depan tribun
pacuan kuda.
Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan di luar kota seperti Yogyakarta
dan Jatinegara,
Jakarta.
Pada tanggal 19 April 1930, BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB (sekarang Persebaya),
MIVB (PPSM Magelang),
MVB (PSM Madiun),
VVB (Persis Solo),
dan PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang
diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. BIVB dalam pertemuan tersebut
diwakili oleh Mr. Syamsuddin. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar
kota/perserikatan diselenggarakan. BIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan
pada tahun 1933
meski kalah dari VIJ Jakarta.
BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai
nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung (PSIB) dan
National Voetball Bond (NVB). Pada tanggal 14 Maret
1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan
yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak
sebagai Ketua Umum. Klub-klub yang bergabung ke dalam Persib adalah SIAP,
Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.
Persib kembali masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1934, dan kembali kalah
dari VIJ Jakarta. Dua tahun kemudian Persib kembali masuk final dan menderita
kekalahan dari Persis Solo. Baru pada tahun 1937, Persib berhasil
menjadi juara kompetisi setelah di final membalas kekalahan atas Persis.
Di Bandung pada masa itu juga sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang
dimotori oleh orang-orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken (VBBO).
Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah-olah Persib merupakan
perkumpulan "kelas dua". VBBO sering mengejek Persib. Maklumlah
pertandingan-pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib ketika itu sering
dilakukan di pinggiran Bandung, seperti Tegallega dan Ciroyom. Masyarakat pun ketika itu lebih
suka menyaksikan pertandingan yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang di
dalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua lapangan di
pusat kota, UNI dan SIDOLIG.
Persib memenangkan "perang dingin" dan menjadi perkumpulan sepak
bola satu-satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya. Klub-klub yang
tadinya bernaung di bawah VBBO seperti UNI dan SIDOLIG pun bergabung dengan
Persib. Bahkan VBBO (sempat berganti menjadi PSBS sebagai suatu strategi)
kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk
bertanding yakni Lapangan UNI, Lapangan
SIDOLIG (kini Stadion Persib), dan Lapangan SPARTA (kini Stadion
Siliwangi). Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di
Bandung.
Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang,
kegiatan persepak bolaan yang dinaungi organisasi dihentikan dan organisasinya
dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung melainkan juga di seluruh
tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami masa vakum. Apalagi Pemerintah
Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga
ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai.
Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk begitu
saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmi berganti dengan
nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan misi Persib
sebagai sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun.
Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali
menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk
tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar di berbagai kota, sehingga ada
Persib di Tasikmalaya,
Persib di Sumedang,
dan Persib di Yogyakarta. Pada masa itu prajurit-prajurit Siliwangi hijrah ke ibukota
perjuangan Yogyakarta.
Baru tahun 1948
Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang kemudian membesarkannya.
Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda
(NICA) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari
kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha
menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib
didirikan kembali atas usaha antara lain, dokter Musa, Munadi, H. Alexa, Rd. Sugeng dengan Ketua
Munadi.
Perjuangan Persib rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satu
perkumpulan sepak bola yakni Persib yang dilandasi semangat nasionalisme.
Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, dekade 1950-an ini pun mencatat
kejadian penting. Pada periode 1953-1957
itulah Persib mengakhiri masa pindah-pindah sekretariat. Wali Kota Bandung saat
itu R. Enoch, membangun
Sekretariat Persib di Cilentah. Sebelum akhirnya
atas upaya R. Soendoro, Persib
berhasil memiliki sekretariat Persib yang sampai sekarang berada di Jalan Gurame.
Pada masa itu, reputasi Persib sebagai salah satu jawara kompetisi
perserikatan mulai dibangun. Selama kompetisi perserikatan, Persib tercatat
pernah menjadi juara sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1961, 1986, 1990, dan pada kompetisi
terakhir pada tahun 1994.
Selain itu Persib berhasil menjadi tim peringkat kedua pada tahun 1950, 1959, 1966, 1983, dan 1985.
Keperkasaan tim Persib yang dikomandoi Robby Darwis
pada kompetisi perserikatan terakhir terus berlanjut dengan keberhasilan mereka
merengkuh juara Liga Indonesia pertama pada tahun 1995. Persib yang saat itu
tidak diperkuat pemain asing berhasil menembus dominasi tim tim eks galatama
yang merajai babak penyisihan dan menempatkan tujuh tim di babak delapan besar.
Persib akhirnya tampil menjadi juara setelah mengalahkan Petrokimia
Putra melalui gol yang diciptakan oleh Sutiono Lamso
pada menit ke-76.
Sayangnya setelah juara, prestasi Persib cenderung menurun. Puncaknya
terjadi saat mereka hampir saja terdegradasi ke Divisi I pada tahun 2003. Beruntung, melalui
drama babak playoff, tim berkostum biru-biru ini berhasil bertahan di Divisi Utama.
Sebagai tim yang dikenal baik, Persib juga dikenal sebagai klub yang sering
menjadi penyumbang pemain ke tim nasional baik yunior maupun senior. Sederet
nama seperti Risnandar Soendoro, Nandar
Iskandar, Adeng Hudaya, Heri Kiswanto, Adjat Sudradjat, Yusuf
Bachtiar, Dadang Kurnia, Robby Darwis,
Budiman,
Nur'alim, Yaris Riyadi
hingga generasi Erik Setiawan dan Eka Ramdani
merupakan sebagian pemain timnas hasil binaan Persib.Sampai saat ini Persib
Bandung adalah tim Indonesia yang bisa di bilang paling dibanggakan oleh Indonesia
karena prestasi dan kemampuannya.
Stadion
dan Mess
Hingga saat ini, Persib masih menggunakan Stadion Si Jalak Harupat untuk memainkan
laga kandangnya. Setelah sebelumnya memakai Stadion
Siliwangi.
Pada Indonesian Super League 2008/2009, Persib
terpaksa harus meninggalkan Stadion Siliwangi setelah terjadi kerusuhan ketika
menjamu Persija Jakarta pada pekan kedua. Ditambah situasi politik yang sedang
memanas akibat berlangsungnya Pemilu 2009, Kepolisian
Kota Bandung
tidak lagi mengeluarkan surat izin menyelenggarakan pertandingan di Stadion
Siliwangi bagi Persib. Sebagai alternatif, dipilihlah Stadion Si Jalak Harupat, Soreang,
Kabupaten Bandung, sebagai
"home-base" hingga akhir musim kompetisi.
Berdasarkan permasalahan itulah Pemerintah Kota Bandung
berencana membangun Sarana Olahraga baru, termasuk stadion, di kawasan
Gedebage. Stadion itu sendiri, yang peletakan batu pertamanya dilakukan pada
awal 2008, ini diproyeksikan untuk menjadi home-base Persib serta untuk
menyelenggarakan SEA Games tahun 2011 nanti. Stadion ini juga
direncanakan untuk digunakan pada Porprov Jawa Barat 2010. Saat ini, kontrak
pembangunan stadion yang rencananya akan diberi nama West Java
Stadium ini telah diperoleh PT Adhi Karya Tbk dengan nilai Rp495,945
miliar. Diperkirakan, pembangunan stadion ini akan memakan waktu 883 hari.
Untuk lapangan latihan, Persib menggunakan Stadion Persib di Jl. Ahmad
Yani. Stadion yang dulunya dikenal dengan nama Stadion Sidolig ini direnovasi
sejak tahun lalu. Kini di stadion tersebut terdapat lapangan latihan dengan
rumput baru dan trek berlari serta di sampingnya terdapat mess untuk tempat
tinggal para pemain dan staff Persib serta untuk kantor. Pada pertengahan bulan
Juli diadakan rencana renovasi tahap kedua, yaitu merenovasi bagian depan
stadion yang sekarang ini hanya merupakan ruko-ruko tempat menjual
kaos Persib dll. Rencana ini menimbulkan kerisauan bagi para pedagang di sekitar
Stadion Persib karena mereka tidak akan mendapat penghasilan jika diwajibkan
mengosongkan lahan bisnis mereka.
Sejak diresmikan, pernah bocor dan ambruk akibat pipa air yang bocor. Belum
lagi masalah rumput lapangan yang mengering karena terlamess persib sudah
beberapa kali mendapatkan masalah. Atap ruang VIP di mess itu sering dipakai.
Akhir-akhir ini atap mess juga bocor akibat musim hujan, sehingga menyebabkan
licinnya lantai dan terganggunya aktivitas. Letak Stadion Persib yang berada di
Jl. Ahmad Yani yang merupakan pusat keramaian juga membuat istirahat para
pemain terganggu dan mudahnya para bobotoh untuk masuk ke dalam stadion.
Prestasi
Salah satu catatan unik dari tim ini adalah ketika
menjuarai kompetisi sepak bola Perserikatan yang untuk terakhir kalinya
diadakan, yaitu pada tahun 1993/1994. Dalam pertandingan final, Persib yang
ditulang-punggungi oleh pemain-pemain seperti Sutiono Lamso dan Robby Darwis
mengalahkan PSM Makassar. Kompetisi sepak bola Galatama
dan tim-tim Perserikatan di Indonesia kemudian dilebur menjadi Liga Indonesia
(LI). Pada laga kompetisi LI pertama tahun 1994/1995,
Persib kembali menorehkan catatan sebagai juara setelah dalam pertandingan
final mengalahkan Petrokimia Putra Gresik dimana gol tunggal
pada pertandingan tersebut dicetak oleh Sutiono. Persib juga merupakan salah
satu klub Indonesia yang berhasil mencapai babak perempat final Liga Champions Asia
Nasional
Liga
Juara (1): 1994–95
Piala
Piala
Persija
Juara (1): 1991
Piala
Kang Dada
Juara (1): 2008
Internasional
Perempat
Final (1): 1995
Skuad
2011/2012
November
2011
No. | Pos. | Nama | No. | Pos. | Nama |
---|---|---|---|---|---|
32 | GK | Cecep Supriatna | 14 | MF | Hendra Ridwan |
22 | GK | Dadang Sudrajat | 17 | MF | Muhammad Ilham |
1 | GK | Jandry Christian Pitoy | 20 | MF | Budiawan |
30 | GK | Rizky Bagja | 24 | MF | Hariono |
5 | DF | Maman Abdurrahman | 7 | MF | Atep Rizal |
6 | DF | Abanda Herman | 16 | MF | Tony Sucipto |
4 | DF | Wildansyah | 50 | MF | Miljan Radovic |
3 | DF | zulkifli Syukur | 10 | FW | Zdravko Dragicevic |
2 | DF | Mohammad Nasuha | 15 | FW | Aliyudin |
18 | DF | Jajang Sukmara | 29 | FW | Sigit Hermawan |
13 | DF | Muhammad Agung Pribadi | 9 | FW | Airlangga Sucipto |
44 | DF | Aldi Rinaldi | |||
25 | DF | Rian Permana | |||
33 | DF | Anggi Indra Permana | |||
23 | DF | Dudi Sunardi |
=== Pemain Masuk ==
Drago
Mamic(Pelatih) dari Churchill
Brothers fc (I-League
)
M Ilham
dari Persija (Indonesia Super League)
=== Pemain Keluar ==
Daniel
Roekito(Pelatih) Ke Persisam (Liga Super
Indonesia)
Hilton Moreira Ke Sriwijaya FC (Liga Super Indonesia)
Nova Arianto Ke Sriwijaya FC (Liga Super Indonesia)
Siswanto Ke Sriwijaya FC (Liga Super Indonesia)
Dias Angga Putra Ke Persisam (Liga Super Indonesia)
Eka Ramdani Ke Persisam (Liga Super Indonesia)
Johan Yoga
Ke Persisam (Liga Super Indonesia)
Cristian Gonzales Ke Persisam (Liga Super Indonesia)
Gilang
Angga Ke Persisam (Liga Super
Indonesia)
Matsunaga Shohei (Tidak Diperpanjang)
Rachmad
Afandi Ke Persija (Liga Super
Indonesia)
Jejen
Zaenal A (Tidak Diperpanjang)
Munadi (Tidak Diperpanjang)
Yudi K
(Tidak Diperpanjang)
Markus (Tidak Diperpanjang)
Isnan Ali (Tidak Diperpanjang)
Official
Posisi | Nama |
---|---|
Ketua Umum | H. Dada Rosada |
Direktur Jendral | Glenn Sagita |
Manager | H. Umuh Muchtar |
Ass Manager | H. Dedy Firmansyah |
Direktur Teknik | Jovo Cuckovic |
Pelatih Utama | Drago Mamic |
Asisten Pelatih | Robby Darwis |
Pelatih Kiper | Anwar Sanusi |
Pelatih Fisik | Drs. Entang Hermanu |
Pelatih U-21 | Mustika Hadi |
Manager U-18 | Edi Djukardi |
Pelatih U-18 | Asep Sumantri |
Manager U-15 | Sigit Iskandar |
Pelatih U-15 | Anggi Prasetya |
Dokter Tim | Mohammad Raffi Ghani |
Psikolog | Hesdi Wahyudi |
Bidang Umum | Amin Suganda |
Bidang Umum | Zulkarnaen |
Ketua Panpel | Budi Bram Rachman |
Masseur | Emen Suwarman |
Masseur | Sutisna |
Masseeur | Wara Muharam |
Badan Hukum
PT. Persib Bandung Bermartabat
Posisi | Nama |
---|---|
Direktur Jendral | Glenn Sagita |
Manager | H. Umuh Muchtar |
Assistant Manager | Deddy Firmansyah |
Direktur Keuangan | Merdi Hazizi |
Direktur Marketing dan Development | Veby Permadi |
Direktur Pengembangan | Ari D. Sutedi |
Komisaris Utama | Zainuri Hasyim |
Komisaris | Kuswara S. Taryono |
Wakil Komisaris Utama | Pieter Tanuri |
Suporter
Persib
Bandung memiliki penggemar fanatik yang menyebar di seantero provinsi Jawa Barat dan Banten, bahkan hampir di seluruh wilayah Indonesia,
mengingat catatan historis sebagai tim kebanggaan dari ibu kota provinsi Jawa
Barat. Penggemar Persib menamakan diri sebagai Bobotoh. Pada era Liga Indonesia, Bobotoh kemudian
mengorganisasikan diri dalam beberapa kelompok pecinta Persib seperti Viking
Persib Club, Bomber, Rebolan, Jurig Persib, Casper dan Persib-1337. Viking
Persib Club memiliki hubungan yang sangat kelam dengan kelompok
suporter Persija Jakarta,
The Jakmania. Sudah banyak peristiwa maupun
insiden-insiden yang terjadi akibat permusuhan abadi dua suporter garis keras
ini. Bahkan pihak kepolisian maupun PSSI dan PT
Liga Indonesia pun sudah berulangkali meminta Viking dan The Jak
untuk berdamai. Namun, sama sekali tak ada titik terang untuk mendamaikan
mereka. Pada saat Persib dan Persija bertemu, biasanya pihak Polda Metro Jaya
(bila pertandingan akan dilaksanakan di Gelora Bung Karno) dan pihak Polwiltabes
Bandung (bila pertandingan akan berlangsung di Stadion Siliwangi atau di Stadion Si
Jalak Harupat) akan berpikir dua kali untuk mengeluarkan izin
pertandingan tersebut karena begitu besarnya potensi terjadinya kerusuhan
antara suporter kedua tim.
Sponsor
Persib
ISL/Piala Indonesia Musim 2009/2010
Apparel
ISL
Musim 2008/2009
ISL
Musim 2009/2010
ISL
Musim 2010/2011
Pelatih
Pelatih
Liga Indonesia
Tahun | Pelatih |
---|---|
1994/1995 | Indra Thohir |
1995/1996 | Risnandar Soendoro |
1996/1997 | Nandar Iskandar |
1997/1998 | Nandar Iskandar |
1998/1999 | M. Suryamin |
1999/2000 | M. Suryamin |
2000/2001 | Indra Thohir |
2001/2002 | Deny Syamsudin |
2003/2004 | Marek Andrejz Sledzianowski |
2004/2005 | Juan Antonio Paez |
2005/2006 | Indra Thohir |
2006/2007 | Risnandar Soendoro |
2007/2008 | Iurie Arcan Anatolievichi |
2008/2009 | Jaya Hartono |
2009/2010 | Jaya Hartono |
Nama-nama
pemain legendaris Persib Bandung
Pemain Asing
CONMEBOL | CAF | AFC |
---|---|---|
Adrian Colombo | Christian Bekamenga | Aide Iskandar Sahak |
Pablo Frances | George CN Nyobe | Shahril Ishak |
Antonio C.D Oliveira | Louis Berty Ayock | Baihakki Khaizan |
Amarildo Souza | Brahima Traore | Nipont Chanarwut |
Ulian de Souza | Ekene Ikenwa | Pradith Taweechai |
Fábio Lopes Alcântara | Chioma Kingsley | Suchao Nuchnum |
Hilton Moreira | Frank Seator | Sinthaweechai H |
Rafael Alves Bastos | Redouane Barkaoui | Satoshi Otomo |
Rodrigo Sanhueza | Herman Abanda | Shohei Matsunaga |
Angelo Espinoza | UEFA | |
Claudio Lizzama | Maciej Dolega | |
Alejandro Tobar | Mariusz Mucharski | |
Rodrigo Lemunao | Piotr Orlinski | |
Julio Lopez | Pavel Bocjian | |
Christian Mollina | Leontin Chitescu | |
Patricio Jimenez | Miljan Radovic | |
Lorenzo Cabanas | ||
Christian Martinez | ||
Osvaldo Moreno |
Pelatih Asing
0 komentar